Jumat, 10 Juni 2016

DAMPAK TERHADAP BAYI DAN IBU SAAT KEHAMILAN USIA 40 TAHUN


Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi.
Di usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat kesuburan yang sudah menurun. Sebuah riset yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, sekitar 50 persen wanita usia 40-an mengalami kesulitan dalam memperoleh keturunan.
Banyak di antara kita beranggapan bahwa masa subur dan siap hamil itu ideal di usia 30-an, dan mulai menurun jika usia sudah masuk kepala 4. Kabar baiknya, sejumlah peneliti di Amerika mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk hamil dan punya bayi di atas usia 40 tahun, masih sangat mungkin.
Ungkapan itu disampaikan Dr Jamie Grifo, direktur program New York University Medical Center. Dr Grifo sudah membantu banyak perempuan yang mengandung di usia 40-an, bahkan ada yang 50 tahun. Baru-baru ini ia juga menangani perempuan 46 tahun yang hamil berkat program pembekuan sel telur yang dia lakukan sewaktu usia 42 tahun. Sejumlah selebriti memang menunda waktu untuk memiliki anak, dan salah satu caranya dengan ikut program pembekuan sel telur ini.
Fertilitas atau masa subur menurun setelah usia 35 tahun. Di usia 40 tahun, kehamilan tanpa bantuan teknologi hanya berkisar 10 persen, setelah 45 turun di angka 1 persen. Namun perkembangan teknologi makin pesat dan membuat kemungkinannya jadi lebih meningkat. Angka kelahiran di New York berkisar antara 28 persen setelah usia 40, 18 persen di usia 42, dan menurut Dr Grifo kurang dari dua persen ketika berusia di atas 44 tahun.
Menurut American Society of Reproductive Medicine, pembekuan sel telur dianggap sebagai hal yang standar, tak lagi sekadar bersifat ekperimental. Kesuburan beranjak dari di usia berapa sel itu dibekukan, bukan di saat usia hamil. Misalkan pembekuan dilakukan saat usia 35, dan kemudian hamil di usia 45 tahun, maka sebenarnya kesempatan untuk hamil adalah sama dengan saat melakukan donor. Kemungkinannya mencapai 50 persen.
Resiko Kelahiran usia 40 Tahun
Resiko Pada Bayi.

  • Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau  bisa juga cacat fisik.
  • Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
  • Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.
  • Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal.
  • Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat  untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.
  • Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
Risiko pada ibu.
  • Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
  • Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat.
  • Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes.
  • Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan
  • Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran.
  • Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan.
  • Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil.
  • Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya.
  • Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan secara Caesar
  • Penelitian terhadap  36.916 ibu yang baru kali pertama melahirkan di salah satu rumah sakit Irlandia antara tahun 2000 dan 2011. Para peneliti kemudian membandingkan proses melahirkan antara ibu yang masih muda dan yang lebih tua.  Dalam studi ini sekitar 3 persen kelompok termuda atau calon ibu yang menjadi responden masih berusia 17 tahun dan lebih muda; kelompok menengah sebanyak 78 persen merupakan ibu berusia di antara 20 dan 34 tahun; dan kelompok tertua berusia 40 tahun atau di atasnya.  Hasilnya, secara keseluruhan sekitar 6 persen dari kelompok menengah melahirkan sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu. Sementara kelahiran prematur pada kelompok termuda terjadi sebanyak 10 persen. Pasalnya, kehamilan dianggap normal jika berlangsung selama 37-42 minggu.  Untuk operasi caesar, para peneliti menemukan bahwa kelompok termuda paling sedikit melakukan operasi caesar, yaitu hanya 11 persen. Sementara sekitar 54 persen operasi caesar dilakukan oleh kelompok tertua. Dan 24 persennya dilakukan oleh kelompok menengah.
Pencegahan
  • Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
  • Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
  • Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar.
  • Sejumlah risiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
  • Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sample darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom.
  • Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan.
  • Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan.

0 komentar:

Posting Komentar