Sabtu, 11 Juni 2016

MASA DEWASA



PERKEMBANGAN MASA DEWASA

Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene - adolescere yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan.” Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang, umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.

A.   CIRI-CIRI MASA DEWASA
Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Dibawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa. 1. Masa Dewasa sebagai “Masa Pengaturan” Telah dikatakan bahwa masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode “pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan masa “pengaturan” (settle down). Pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan bahwa jiika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara syah, hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Kapan orang muda masa kini memulai hidup rumah tangga bergantung pada dua faktor. Pertama, cepat tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan. Faktor kedua yang menentukan kemantapan pilihan seseorang bekerja tenggungjawab yang harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya.

2. Masa Dewasa sebagai “Usia Reproduktif” Orang tua (Parenthood) merupakan salah satu peran yang paling penting dalamhidup orang dewasa. Orang yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia duapuluhan atau pada awal tigapuluhan; beberapa sudah menjadi kakek/nenek sebelum masa dewasa ini berakhir. Orang yang belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupankariernya, tidak akan menjadi orangtua sebelum ia merasa bahwa ia mampu berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadfi sesudah umurnya sekitar awal tigapuluhan. Demikian pula, jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, ia akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa dewasa ini merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkina seluruh masa dewasa ini merupakan masa reproduksi.

3. Masa Dewasa sebagai “Masa Bermasalah” Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi sesorang. Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun pada tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak siap untuk mengatasinya. Dari awal masa dewasa, rata-rata orang Amerika zaman sekarang disibukkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam berbagai aspek utama kehidupan orang dewasa. Dalam dasawarsa 30 tahun sampai 40 tahun, penyesuaian diri lebih dipusatkan pada hubungan dalam keluarga, karena umumnya pada usia ini orang menyadari bahwa sulit untuk memilih pekerjaan lain atau mencoba-coba mengembangkan suatu kemampuan baru. Oleh karena itu, pada umumnya pria mengadakan penyesuaian diri terlebih dulu terhadap pekerjaan, dan baru kemudian memusatkan perhatian pada upaya penyesuaian diri yang berkaitan dengan masalah-masalah peran sebagai orang tua. Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa begitu sulit. Tiga di antaranya khususnya bersifat umum sekali. Pertama, sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang perlu di atasi sebagai orang dewasa. Kedua, mencoba menguasai dua atau lebih ketrampilan serempak biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil. Ketiga, dan mungkin yang paling berat dari semuanya, orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka; tidak seperti sewaktu mereka tidak dianggap belum dewasa.

4. Masa Dewasa sebagai “Masa Ketegangan Emosional” Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal itu umunya nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaiandiri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.

5. Masa Dewasa sebagai “Masa Keterasingan Sosial” Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjuunnya seseorang kedalam pola kehidupan dewasa, yaitu kerier, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatab dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”. Keterasingan diintensifkan denagn adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini tentunya menambah kesepian mereka.

6. Masa Dewasa sebagai “Masa Komitmen” Seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru, meskipun pola-pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-komitmen di kemudian hari.

7. Masa Dewasa sebagai “Masa Perubahan Nilai” Ada beberapa alasan yang menyebabbkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, Pertama jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok ini, seperti juga sewaktu kanak-kanak dan remaja mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya. Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvesional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya dalam hal penampilan. Ketiga, orang-orang yang muda menjadi bapak – ibu tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat daripada mereka yang tida kawin atau tidak punya anak, tetapi mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih koservatif dan lebih tradisional.

8. Masa Dewasa sebagai “Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru” Dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua. Sebagai pengganti masa perkenalan muda-mudi gaya tradisional, banyak orang muda zaman sekarang menganggap hubungan seks sebelum perkawinan sebagai suatu bagianmasa perkenalan yang dapat di terima. Khususnya mereka yang kuliah di akademi dan perguruan tinggi sehingga hal itu juga telah dianggap sebagai bagian poola masa pacaran masa kini. Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru memang selalu sulit, terlebih-lebih bagi kaum muda zaman sekarang karena persiapan yang mereka terima sewaktu masih anak-anak dan dimasa remaja biasanya tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru ini, sebagai contoh: orang-orang muda masa kini jarang sekali dipersiapkan agar mampu memikul tanggungjawab sebagai orangtua tunggal atau tugas ganda sebagai orangtua dan pencari nafkah di luar rumah.

9. Masa Dewasa sebagai “Masa Kreatif” Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuanindividual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-sebesarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresikreativitas. Sewaktu remaja, perempuan lebih banyak diberikan kesempatan untuk berkreasi dari pada anak laki-laki, karena kreativitas itu dari segi kepantasan seks di anggap lebih pantas untuk wanita dari pada untuk pria. Oleh karena itu, sebagai wanita muda mereka cenderung lebih kreatif daripada laki-laki dalam hal apapunyang mereka lakukan, baik dalam pakian mereka, pengaturan rumah, atau hobi mereka. Meskipun demikian, kesempatan ini banyak terhalang karena tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan anak. Oleh sebab itu, waktu mereka sudah setengah baya, prestasi kreativitas mereka kurang berkembang dibandinhykan dengan prestasi pria yang pada awal masa dewasa kurangkreatif dari wanita.

B. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa dewasa:
a. Perbuhan dalam kondisi kesehatan Menjelang usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya tahan, terurama dalam rekreasi mereka.

b. Perubahan dalam status ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran maka orang cenderung mempersempit minat mereka.

c. Perubahan dalam pola kehidupan Orang muda harus meninjau kembali minat-minat lama mereka dari segi waktu, tenaga, dana dan persahabatan mereka untuk mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan pola-pola kehidupan mereka yang baru atau apakah hal-hal itu masih memebrikan kepuasan seperti dulu.

d. Perubahan dalam nilai Nilai-nilai baru yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat yang sudah ada atau dapat menunmbuhkan minat baru.

e. Perubahan peran seks Pola kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola kehidupan pria dewasaoleh sebab itu perubahan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar di bandingkan pada masa remaja.

f. Perubahan dari ststus belum menikah ke status menikah Karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dari mereka yang menikah yang sama usianya.

g. Menjadi orang tua Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka umumnya tidak mempunyai waktu, uang atau tenaga untuk melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah. Orientasi pada kehidupan keluarga menggantikan orientasi pada diri sendiri.

h. Perubahan kesenangan Apa yang disenangi dan tidak disenangi sangat mempengaruhi minat seseorang dan akan menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan ini menyebabkan minat yang mantap setelah ia dewasa.

Perubahan dalam tekanan-tekana budaya dan lingkungan Pada tiap tahapan umum, minst seseorang di pengaruhi oleh tekanan-tekana dari kelompok sosialnya. Jika nilai-nilai kelompok sosial berubah, minat juga akan berubah.
Minat Ada 2:
1. Minat pribadi Minat pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu. Minat pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa. Minat pribadi yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab di tempat kerja, dirumah atau pada masa orang tua, minat egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat ssosial mulai berkembang.
Contoh-contoh minat pribadi:
a. Penampilan Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula memanfaatkannya.

b. Pakaian dan perhiasan Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa ini. Orang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering menghabiskan banyak waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan.
Peran pakaian pada masa dewasa ialah:
· meningkatkan Penampilan Orang-orang muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi positif dan menutupi segi negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak, mereka memilih pakaian yang membuatnya tampak lebih muda dari usia sebenarnya.
· Indikasi Status Sosial Orang dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam lingkungan kerja maupun lingkungan social, memakai pakaian sebagai symbol status yang mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok social tertentu. · Individualitas Meskipun pakaian di maksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok social tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya sebagai individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota kelompoknya.
· Prestasi Sosio-ekonomi Pakaian dapat menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang secara cepat dan subtil. Pakaian yang mahal, persediaan pakaian yang berlimpah, pakaian yang dirangcang oleh desainer-desainer atau produk pabrik yang terkenal menunjukkan bahwa pemakai memiliki banyak uang untuk membeli pakaian-pkaian mewah.
· Meningkatkan Daya Tarik Orang yang memiliki tubuh yang kurang seksi biasanya memilih pakaian untuk meningkatkan daya tariknya.
 c. Simbol kedewasaan Orang dewasa muda biasanya berusaha menunjukkan kepada orang tuanya dan orang-orang dewasa lainnya bahwa dirinya bukan remaja lagi tetapi sudah sepenuhnya dewasa dengan hak-hak, keistimewaannya, serta tanggungjawab yang menyertainya.
d. Simbol status Symbol status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya dapat bermacam-macam, tetapi bagi orang dewasa symbol status ini umumnya berbentuk mobil, rumah dalam lingkungan bergengsi, keanggotaan klub, dan harta benda lainnya yang mewah.
e. Uang Orang-orang muda lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebutuhan saat ini, daripada fungsi uang untuk hari depan. Orang beranggapan bahwa apabila ia dapat memiliki atau mengerjakan hal-hal yang dimiliki atau dikerjakan oleh orang-orang muda lainnya dari kelompok pilihannya, maka pemilikan atau kegiatan-kegiatan itu akan mempercepat penerimaan dalam kalangan itu serta memantapkan kedudukannya.
f. Agama Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu-raguan dibidang kepercayaan atau agamanya, yang mengganggunya pada waktu ia masih remaja. Apabila seseorang sudah berkeluarga, umumnya ia kembali pada agama, atau setidak-tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Banyak faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang-orang muda dan perwujudan minat pada agama ini. Faktor yang yang mempengaruhi minat keagamaan pada dewasa ini
· Seks Wanita cenderung lebih berminat pada agama daripada pria dan juga lebih banyak terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan-kegiatan kelompok agama.
· Kelas Sosial Golongan kelas menengah sebagai kelompok, lebih tertarik agama dibandingkan dengan golongan kelas yang lebih tinggi atau yang lebih rendah, orang lebih banyak ambilbagian dalam kegiatan gereja, misalnya, dan banyak yang duduk dalam kepengurusan organisasi keagamaan.
· Lokasi Tempat Tinggal Orang-orang dewasa yang tinggal di pedesaan dan di pinggir kota menunjukkan minat yang lebih besar pada agama dari pada orang yang tinggaldi kota.
· Latar Belakang Keluarga Orang-orang dewasa yang di besarkan dalam keluarga yang erat beragama dan menjadi anggota suatu gereja cenderung lebih tertarik pada agama dari pada orang-orang yang di besarkan dalam keluarga yang jurang peduli pada agama.
· Minat Religius Teman-teman
· Orang dewasa dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan dari pada apabila teman-temannya yang kurang peduli.
· Pasangan dari Iman yang Berbeda Pasangan yang berbeda agama cenderung kurang aktif dalam urusan agama dari pada suami istri yang menganut agama yang sama.
· Kecemasan Akan Kematian Orang-orang dewasa yang cemas akan kematian atau mereka yang sangat memikirkan hal kematian cenderung lebih memperhatikan agama dari pada orang yang bersikap realistic.
· Pola Kepribadian Semakin otoriter pola kepribadian seseorang, semakin banyakperhatiannya pada agama per se dan semakin kaku sikapnya terhadap agama-agama lainnya. Sebaliknya, orang yang memiliki pribadi yang berpandangan seimbang lebih luwes terhadap agama-agama lain dan biasanya lebih aktif dalam kegiatan agamanya.
Faktor-faktor yang memperngaruhi rekreasi orang dewasa:
· Kesehatan Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik lebih melelahkan dari pada mereka yang fisiknya lemah. Namun orang-orang yang sehatpun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan apabila mereka sudah setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan hiburan dan bentuk-bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.
· Waktu Meskipun waktu kerja perminggu sudah di perpendek, orang-orang muda tetap kurang waktu untuk rekreasi di bandingkan dengan sewaktu masih remaja dulu.
· Status Perkawinan Orang-orang muda yang belum menikah umumnya tidak saja memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk berrekreasi dari pada mereka yang sudah berkeluarga tetapi selain itu banyak bentuk kegiatan tersebut yang di laksanakan di luar rumah.
· Status Sosio-Ekonomi Orang-orang muda dari golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi, lebih banyak menghabiskan waktu luang sebagai penonton, dan sebagian dari kegiatan rekreasi kegiatan ini berhubungan dengan pekerjaan misalnya membaca.
· Jenis Kelamin Lepas dari soal apakah mereka itu sudah berkeluarga atau belum, bentuk rekreasi orang muda akan berubah secara drastis apabila ia sudah dewasa. Sebagian besar rekreasi wanita yang sudah berkeluarga, terbatas pada bentuk-bentuk rekreasi di rumah.
· Penerimaan Sosial Orang-orang yang dewasa muda yang populer dan yang mempunyai banyak teman di sekolah atau di tempat kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk-bentuk rekreasi sosial sesudah ia tamat sekolah dari pada orang yang sewaktu bersekolah kurang populer atau yang bertempat tinggal jauh dari teman-temannya di sekolah.


2. Minat Sosial Masa dewasa dini sebagaimana di tekankan oleh Erickson, merupakan mata “krisis keterpencilan.” Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian. Havighurst telah menjelaskanbahwa rasa kesepian pada masa dewasa terjadi karena masa ini merupakan “periode yang relatif kurang terorganisir dalam kehidupan seseorang, yang menandai transisi dari lingkungan yang terbagi menurut status sosial.” Menjelang usia tigapuluhan biasanya orang muda, baik yang sudah menikah maupun yang belum telah menemukan dirinya dan telah menyesuaikan diri dengan pancaroba itu serta telah mulai mapan dalam pekerjaan maupun dalam pergaulannya. Dari sekian banyak pergeseran di bidang minat dan kegiatan sosial, di bawah ini dicantumkan pergeseran atau perubahan yang paling sulit dan paling banyak di temui. Suatu perbandingan terhadap pola-pola minat sosial masa remaja dan dewasa menunjukkan bahwa terdapat perubahan atau pergeseran yang radikal.

a. Perubahan dalam Pergeseran Sosial Keterlibatan dalam kegiatan sosial yang di rasakan begitu penting sewaktu remaja karena nilai prestasinya, terpaksa di kurangi pada masa dewasa ini. Kehidupan mereka umumnya di pusatkan di rumah dan anggota-anggota keluarga menggantikan peran teman. Karena pola kehidupan tidak sama bagi semua orang muda, maka volume maupun bentuk peran serta sosial juga bervariasi.

b. Perubahan dalam Persahabatan Keinginan untuk populer dan mempunyai banyak teman mulai memudar menjelang akhir masa remaja dan terus memudar pada awal masa dewasa, terutama pada suami-istri muda dengan kesibukan mereka yang berorientasi pada tugas dan tanggungjawab keluarga. Mereka yang belum menikah juga lebih selektif dalam memilih teman di banding dengan anak-anak remaja yang tidak memilih-memilih teman. Oleh sebab itu orang dewasa tidak banyak temannya, tetapi hubungan mereka lebih akrab.

c. Perubahan dalam Kelompok Sosial Keakraban antar teman yang ada pada masa remaja akan berlanjut ke masa dewasa. Orang dewasa muda umumnya mempunyai kelompok teman akrab atau teman yang dapat di percaya yang jumlahnya kecil saja. Biasanya mereka itu adalah teman-teman lama, kecuali kalau keadaan telah berubah begitu banyak sehingga mereka tidak lagi cocok dengan teman-teman lama.

d. Perubahan Nilai Popularitas Popularitas kurang penting bagi orang yang mendekati usia madya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai dari pada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang akrab. Apabila mereka tidak di terima sepenuhnya oleh kelompok pilihan mereka, tetapi melihat peluang untuk memperbaiki situasi mereka akan berusaha memenuhji norma-norma kelompok, tetapi apabila hal ini tidak mungkin atau sulit terlaksana, mereka pun tidak mempunyai motivasi untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok tersebut.

e. Perubahan dalam Status Kepemimpinan Orang-orang dewasa meraih status kepemimpinan dengan berbagai cara. Ada yang terpilih dilingkungan kantor, bisnis atau organisasi masyarakat, ada yang di tunjuk. Ada orang menjadi pemimpin informal di masyarakat karena mereka berpengaruh terhadap orang-orang lain, mematuhi dan mencoba untuk mengikuti pola perilakunya. Berbagai studi kelayakan tentang kepemimpinan menyimpulkan bahwa biasanya, “sekali orang pemimpin, tetap akan menjadi pemimpin” pengalaman yang di perolah dari status kepemimpinan di sekolah, gengsi yang berhubungan dengan kepemimpinan, dan rasa percaya diri menjadikan seorang menjadi seorang pemimpin dan akan mendukungnya untuk tetap berhasil pada masa dewasa.

B.   MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA
Ada dua macam mobilitas yang penting peranannya dalam kehidupan orang muda, yaitu mobilitas geografis dan sosial. Mobilitas geografis berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ini lebih sering di lakukan untuk pekerjaan dari pada alasan sosial. Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu kelompok ke kelompok sosial yang lain. Ini bisa terjadi secara horisontal, yaitu berpindah ke kelompok sosial lain pada tingkat yang sama, atau secara vertikal, yaitu berpindah ke kelompok sosial yang lebih tinggi astau lebih rendah. Umumnya orang muda ingin bergerak ke atas, hanya sedikit yang puas berpindah ke jenjang sosial yang sama, apalagi ke jenjang yang lebih rendah. Faktor-faktor yang paling penting untuk meningkatkan mobilitas sosial bagi orang-orang muda,yaitu: · Tingkat pendidikan yang tinggi yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidanmg profesi, yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi.
· Kawin dengan orang yang statusnya lebih tinggi. · Hubungan keluarga yang membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan.
· Penerimaan dan penerapan kebiasaan, nilai dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih tinggi.
· Uang, dari warisan atau hasil jerih payah sendiri, yang dapat di gunakan untuk membeli rumah yang lebih bagus di lingkungan yang lebih baik serta harta kekayaan lainnya yang dapat menyatakan status yang tinggi.
· Pindah keanggotaan gereja ke gereja yang lebih tinggi statusnya. · Peranserta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas.
· Lulusan perguruan tinggi yang ternama.
· Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan ekslusif.

C.   PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA
Penyesuaian pada peran seks pada nasa dewasa benar-benar sulit. Jauh sebelum msa remaja berakhir, anak laki-laki dan perempuan telah menyadari pembagian peran seks yang di restui masyarakat, tetapi belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. Banyak gadis remaja ingin berperan sebagai seorang ibu dan istri yang baik kalau mereka dewasa nanti, tetapi setelah dewasa mereka tidak mau menjadi istri atau pun ibu sesuai pengertian tradisional, yaitu tunduk kepada suami, mengabdikan sebagian waktu mereka untuk tugas kerumahtanggaan, dan hanya memiliki sedikit minat dan kegiatan luar.
Ada beberapa konsep peran seks pada dewasa:

a.   Konsep Tradisional Konsep peran seks tradisional menekankan suatu pola perilaku tertentu yang tidak memperhitungkan minat dan kemampuan individual. Peran-peran ini menekankan superioritas maskulin dan tidak dapat mentolerir setiap sifat yang memberi kesan kewanitaan atau pekerjaan yang di anggap “pekerjaan wanita.”
· Pria Di luar rumah pria menduduki posisi yang berwewenang dan berprestise dalam masyarakat dan bisnis, di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat dan tokoh yang mendisiplin anak-anak, dan model maskulinitas bagi putera-puterinya.
· Wanita Baik di rumah maupun di luar, peran wanita berorientasi pada orang lain. Maksudnya, wanita mendapatkan kepuasan lewat pengabdian pada oprang lain. Ia tidak di harapkan bekerja di luar rumah, kecuali bilamana keadaan finansial memaksanya, dan apabila ini terjadi ia melakukan pekerjaan di bidang pelayanan seperti sebagai perawat, guru atau sekretaris.

b.   Konsep Egalitarian Konsep-konsep eligatarian (persamaan derajat) menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan rasa kepuasan pribadi dan seharusnya tidak dinyatakan cock hanya bagi satu jenis kelamin tertentu saja.
· Pria Di rumah maupun di luarnya pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa “dijajah isteri” apabila ia memperlakukan isterinya sebagai rekan yang sederajat. Begitu pula ia tidak merasa malu jika isterinya memnpunyai pekerjaan yang lebih berpenghasilan lebih besar dari dia.
· Wanita Di rumah maupun di luarnya wanita mendapat kesempatan mengaktualisasikan potensinya. Ia tidak merasa bersalah apabila ia memanfaatkan kemampuannya dan pendidikannya untuk kepuasan dirinya meskipun ini berarti ia harus mengupah orang lain untuk mengatur rumah tangga dan mengasuh anak.

D.  BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA Berbagai bahya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa berasal dari kegagalan untuk menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting pada usia tersebut, yang mengakibatkan seorang individu tampak belum matang di banding dengan orang dewasa muda lainnya. Hingga umur 30 tahun, lazimlah apabila pria maupun wanita kurang matang dalam beberapa aspek perilaku tertentu, tetapi pada saat yang sama kematangan dalam aspek perilaku lainnya tampak jelas.
Beberapa rintangan yang menghambat penguasan tugas perkembangan masa dewasa:

a. Dasar yang Kurang Memadai Makin banyak masalah yang belum terselesaikan berupa tugas perkembangan sebelumnya yang belum di kuasai yang dibawa seseorang saat memasuki masa dewasa, maka makin terasa lama dan sulit proses penyesuaian dari pada masa dewasa tersebut.

b. Hambatan Fisik Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang di lakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total.

c. Latihan yang Tidak Runtut Apabila latihan yang di terima di sekolah atau di rumah hampir tidak mempunyai kaitan atau bahkan tidak berkaitan sama sekalidengan pola hidup masa dewasa, maka orang bersangkutan tidak akan siap menghadapi tuntutan masa kedewasaan.

d. Perlindungan yang Berlabihan Seseorang dewasa yang memperoleh perlindungan yang berlebihan pada masa kanak-kanaknya dan masa remajanya, biasanya mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada kehidupan orang dewasa. Banyak orang tu yang tetap melindungi anaknya yang telah dewasa secara berlebihan sehinggadengan demikian proses penyesuaian akan semakin sulit.

e. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan Makin lama orang dewasa muda melanjutkan studi din perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka berperilaku sesuai dengan standar teman kelompok sebaya itu. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap sebagai remaja, balajar berperilaku sebagai orang dewasa adalah lebih sulit daripada biasanya.

f. Aspirasi yang Tidak Realistik Orang dewasa yang sangat berhasil dalam studi, sosialisasi, dan olah raga di sekolah, sangat besar kamungkinan mengembangkan konsep yang tidak realistik tentang kemampuan mereka. Sebagai akibatnya, mereka berharap mencapai sukses yang sama dalam dunia orang dewasa. Aspirasi orang tua selama masa remaja sering memperbesar masalah dalam penyesuaian diri pada masa dewasa.

0 komentar:

Posting Komentar