Deteksi Dini
Deteksi
dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah
pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga
kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan
yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan
leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung
dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan
kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih
memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri
kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam
mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
B.
Berbagai Macam Tanda Bahaya Kehamilan
1. GERAKAN JANIN TIDAK TERASA
Ibu mulai
merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai
berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian
janin dalam rahim.
a. Pengertian gerakan janin tiak terasa
Jika janin
bergerak kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam atau ibu tidak merasakan
gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
b. Deteksi dini
- Pengumpulan data
Jika bayi
sebelum nya bergerak dan sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir
bergerak
- Pemeriksaan
Raba
gerakan janin, dengarkan DJJ, jika pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi
kematian janin setelah 5 hari
- USG
Merupakan
sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
c. Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh :
- Aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak terasa
- Kematian janin
- Perut tegang akibat kontraksi berlebihan
- Kepala sudah masuk panggul pada kehamilan atterm
d. Komplikasi yang timbul adalah :
- IUFD
Kematian
janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin
atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati
- Fetal distress
Gawat
janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehinga mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terajdi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
- Nyeri perut yang hebat
e. Penanganan umum
- Memberikan dukungan emocional kepada ibu
- Menilai DJJ :
a. Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian
nilai ulang
b. Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan
menggunakan stetoskop doppler.
2. NYERI
PERUT YANG HEBAT
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan
dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap,
dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, solutio placenta, infeksi
saluran kemih atau infeksi lainnya
a. Pengertian nyeri perut
Nyeri perut
merupakan keluhan nyeri pada daerah perut. Nyeri memiliki dampak yang
signifikan dalam kualitas hidup wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan
atau depresi. Nyeri perut pada kehamilan
kurang dari 22 minggu mungkin merupakan gejala utama kehamilan ektopik atau
abortus.
b. Deteksi dini
- Tanyakan
pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan
mulai dirasakan.
- pada
Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
- Pemeriksaan
- Ukur TD,
suhu dan nadi.
- Lakukan
pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa
protein urine.
c. Penyebab nyeri perut/panggul
- Kehamilan
ektopik
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan
abnormal yang terjadi di luar rongga rahim,
janin tidak dapat bertahan
hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan
ektopik disebut juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan
ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada umur kehamilan
trimester pertama. Frekuensi kejadian kehamilan
ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
- Apendisitis
Apendisitis atau radang usus buntu adalah peradangan
yang terjadi pada usus buntu (apendiks). Usus buntu adalah suatu bagian kecil
usus yang terletak di daerah ujung usus besar (perut sebelah kanan bawah),
dekat tempat peralihan dari usus kecil ke usus besar. Bentuknya seperti cacing
(sering juga disebut dengan umbai cacing) dengan rongga sempit di dalamnya.
Apendisitis terjadi apabila ada makanan atau feses yang berjalan dari usus
halus masuk ke usus besar, tetapi kemudian tersangkut di dalam apendiks dan
terjadi peradangan (inflamasi) di sana. Apendisitis akut termasuk
kegawatdaruratan dalam bidang kesehatan anak, dan bila terjadi apendisitis
akut, maka usus buntu perlu dibuang dengan jalan operasi yang dinamakan
apendektomi.
- Kista ovarium
Kista berarti kumpulan cairan. Karena sebagian besar
tumor terbentuk di ovarium cenderung mengandung cairan, yang biasa dan populer
disebut sebagai "kista ovarium".
- Sistitis
Sistitis merupakan penyakit radang kandung kemih atau
saluran kencing, mungkin kita lebih mengenalnya sebagai anyang-anyangan.
Sistitis lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria. Ini disebabkan oleh
adanya perbedaan pada bentuk kelamin antara wanita dan pria
- Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan
yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peradangan
ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran
infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis,
salpingitis, perforasi
ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi
kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat
antara lain :
- Kehamilan
ektopik
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan
abnormal yang terjadi di luar rongga rahim,
janin tidak dapat bertahan
hidup dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan
ektopik disebut juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan
ektopik merupakan penyebab kematian ibu pada umur kehamilan
trimester pertama. Frekuensi kejadian kehamilan
ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
-
Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut
dengan keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme (pembengkakan) terutama
tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine
dari laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian karena eklampsia meningkat dengan
tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
- Persalinan
premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Persalinan prematur bisa merupakan
suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh keadaan
tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar
kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor
resiko terjadinya persalinan prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
- Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
- Menderita infeksi berat pada saat hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
- Solusio
plasenta
Solusio
Plasenta Adalah suatu keadaan dimana plasenta
yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi
pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda dan
gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat
tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada
uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan
tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan
operatif (SC atau partus pervaginam).
- Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.
- Rupture
uteri imminens
Perdarahan dapat terjadi intraabdominal atau melalui
vagina kecuali jika kepala janin menutupi rongga panggul. Perdarahan dari
ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan menyebabkan perdarahan
intraabdominal.
e. Penangan umum
- Lakukan
segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
- Jika
dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
- Jika
ada syok segera terapi dengan baik
C. Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan
ibu menurut MNH
(Maternal and Neonatal Health Program) :
(Maternal and Neonatal Health Program) :
a. Memilih
tenaga kesehatan dan tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b. Mengenali
persalinan yang normal dan memahami persiapan menghadapi
persalinan.
persalinan.
c. Mengenali
tanda-tanda bahaya dan melaksanakan persiapan menghadapi
komplikasi.
komplikasi.
d. Mengetahui
sistem transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e. Memiliki tabungan pribadi dan dapat
mengaksesnya bila diperlukan.
D. Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi
dini terhadap komplikasi
kehamilan :
kehamilan :
a. Dengan
memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b. Dengan
mendapat imunisasi TT 2x.
c. Bila
ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
dan lebih intensif.
d. Makan
makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang
E. Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk
menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:
komplikasi kehamilan:
a. Dengan
mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
b. Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit
terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi
dini seseorang terhadap
komplikasi kehamilan:
komplikasi kehamilan:
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendukung
perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh informasi tentang kesehatan.
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo, 2003) informasi
tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya deteksi dini
seseorang juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam
waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
e. Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3)
faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini
komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang
dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar